Pages

Senin, 25 Oktober 2010

Mengapa Anime Jepang Bisa Populer?

Jika usia Anda di bawah 30 tahun, pasti Anda sudah familiar dengan yang satu ini. Ya, kartun animasi yang berasal dari Jepang ini memang digandrungi kalangan muda. Nama lainnya adalah anime.(anime = film kartun Jepang; manga = komik Jepang)
Animasi Jepang memang lebih akrab dikenal dengan nama anime di Indonesia.Apa sih yang menyebabkan popularitas anime di Indonesia, bahkan di seluruh dunia?
Anime memang baru sepuluh tahun terakhir ini berkembang di tanah air. Tahun 90-an awal, anime belum begitu dikenal. Pada akhir tahun 90-an barulah anime mulai dikenal umum, ditandai dengan menjamurnya majalah-majalah anime seperti Ultima dan Animonster. Booming-nya anime pada waktu itu dimulai dengan serial Neon Genesis Evangelion. (Saya ingat, waktu itu saya bela-belain beli semua VCD Eva di Mal Taman Anggrek. Mahal pula. Tapi waktu itu saya suka sekali dengan serial ini.)
Sekarang, perkembangan anime lebih mengarah ke online. Dengan semakin berkembangnya internet, pasokan anime semakin mudah didapat. Apalagi dengan adanya Youtube dan berbagai situs video online sebagai sarana berbagi oleh para fans, atau dikenal juga dengan nama otaku. Komunitas anime juga tertampung dalam wadah forum komunitas anime online.
Nah sekarang, coba kita lihat, mengapa anime bisa populer di seluruh dunia? 

Tiga faktor utama
Yang pertama tentu saja aspek cerita. Dunia anime adalah dunia khayalan, dunia fantasi. Tidak butuh manusia/orang asli untuk memerankan. Tidak perlu tempat yang nyata untuk shooting (semua proses terjadi di studio). Oleh karena itu, alur cerita dalam anime menjadi lebih bebas dan liar. Apapun bisa terjadi dan batasnya adalah imajinasi sang pembuat. Ada berbagai jenis anime, dari yang berjenis slapstick (komedi ringan) sampai yang ceritanya berat. Pokoknya, penonton akan dimanjakan dengan banyaknya pilihan dan kemungkinan cerita yang ada.
Faktor kedua adalah aspek gambar. Memang ada berbagai jenis anime, tetapi pada umumnya karakter dalam anime digambarkan secara menarik sekali. Mata besar, hidung dan mulut kecil serta rambut warna-warni merupakan hal yang tipikal (walaupun tidak semua penggambaran tokoh anime seperti itu). Kembali lagi, hal ini disebabkan oleh bebasnya media yang digunakan. Tidak perlu ada orang asli yang memerankan, sehingga karakter anime bisa digambarkan sesuka hati).
Faktor ketiga, yaitu musik. Aspek ini memegang peranan sangat besar dalam membentuk suasana hati penonton. Anda masih ingat lagu opening Neon Genesis Evangelion? Yang judulnya Cruel Angel's Thesis. Wah, beberapa tahun lalu, saya selalu mengulang-ulang lagu ini. Rasanya gimanaaa.... gitu. Saya yakin Anda juga pernah mengalami perasaan yang sama. Memang hal seperti ini harus dirasakan untuk bisa tahu.

Satu faktor tambahan
Komunitas. Walaupun ini bukan faktor inti, justru komunitaslah yang membuat anime berkembang di Indonesia. Komunitas anime berfungsi sebagai promotor dan mereka mengenalkan anime kepada lingkungan sekitar. Dengan adanya komunitas, para fans anime memiliki sense of belonging, sense that we are not alone. Harus diakui bahwa terkadang orang yang suka anime dicap dengan istilah "aneh", "nerd", atau istilah-istilah seperti itu. Hal ini semata-mata karena masyarakat belum terbiasa. Padahal di Jepang anime itu sudah sangat umum sekali.

0 komentar:

Posting Komentar